Jakarta – Media sosial saat ini merupakan sarana komunikasi
yang paling efektif dalam pembentukan opini publik dan penyebaran
pesannya hampir tidak dapat dibendung. Saat ini sekitar 130 juta-an
penduduk Indonesia, termasuk prajurit TNI memanfaatkannya.
Media sosial menjadi medan pertempuran untuk mencapai tujuan, karena
media sosial merupakan media yang sangat efektif, mudah, murah, cepat
dan cakupannya sangat luas.
Puspen TNI selalu mengikuti dan memonitor berita / informasi yang
berkembang di media sosial dan saat ini selain informasi penting
ternyata lebih banyak ditemukan berita-berita bohong (hoax) yang berisi
fitnah, adu domba, provokasi dan berita-berita lain yang merugikan.
Beberapa kasus beredarnya berita bohong (hoax) yang merugikan
institusi TNI dan nama baik Panglima TNI antara lain; Dukungan kepada
Panglima TNI untuk Menjadi Presiden RI, Isu Makar yang Dilakukan oleh
Purnawirawan TNI yang ditayangkan Dragon TV yang diilustrasikan seperti
peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965, Isu ceramah Panglima TNI
pada acara Maulid Nabi di Petamburan, Isu Keberpihakan TNI kepada Rakyat
Bertujuan Makar, Rumor Jabatan Panglima TNI Mau Dicopot, Kuda Troya Jokowi dan Gatot Nurmantyo, juga Isu Panglima TNI minta Sumbangan untuk Korban Aceh.
Selain itu, penggunaan akun yang mengatasnamakan Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo berkembang cukup banyak. Di facebook saja misalnya, ada 26
akun atas nama Gotot Nurmantyo yang semuanya sangat merugikan institusi
dan pribadi Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Menyikapi semakin masifnya berita-berita bohong (hoax) yang dapat
menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan, kebhinneka
tunggal ikaan, dan munculnya radikalisme, maka perlu upaya-upaya dari
semua komponen masyarakat untuk menyikapi media sosial ini dengan
pembelajaran, kedewasaan, penuh kehati-hatian.
“Harus ada edukasi kepada masyarakat dalam menyikapi berita di media
sosial, harus cek kepada yang berwenang, dan jangan mudah untuk
menyebarkan kembali berita-berita tersebut,” tegas Kapuspen TNI Mayjen
TNI Wuryanto, S.Sos.
Untuk itu, Kapuspen TNI berharap dilakukan kanalisasi dengan
memberikan penyadaran dan pendewasaan kepada pengguna media sosial, agar
dapat menumbuhkan kesadaran, sikap kritis dan cerdas seluruh warga
masyarakat, sehingga dapat memilah dan memilih berita yang positif,
bermanfaat sesuai dengan keinginannya.
“Kita harus menguasai teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk
kemaslahatan bangsa. Gunakan teknologi informasi dengan tujuan yang
jelas, jangan dikalahkan teknologi, tetapi jadilah tuan atas teknologi,”
kata Kapuspen TNI.(intelijen/adhy)